By: Taupik Hidayat Dari pernikahan dua insan yang sama-sama dari keluarga terhormat antara Abdulloh bin Abdul Mutholib dan Aminah Binti Wah...
By: Taupik Hidayat
Dari pernikahan dua insan yang sama-sama dari keluarga terhormat antara Abdulloh bin Abdul Mutholib dan Aminah Binti Wahhab, lahirlah seorang anak yang kelak akan menjadi Nabi penutup.
baca juga : Kisah Perlakuan kejam Kepada Rasululloh
Mengenai kapan dilahirkannya, banyak perbedaan pendapat dikalangan ulama, namun kebanyak ulama bersepakat bahwa Nabi dilahirkan pada hari senin, bulan robi’ul awwal tahun 570 Masehi. Saat itu dikenal dengan tahun Gajah karena bertepatan dengan tahun penyerangan Raja Abrohah ke ka’bah yang membawa pasukan bergajah.
Kelahiran anak ini tentu disambut bahagia oleh kakeknya Abdul Mutholib, karena teringat dengan anaknya Abdulloh ayah dari bayi ini yang meninggal saat bayi masih dalam kandungan. Dia menggendongnya dan membawanya masuk ke ka’bah dan dido’akannya. Lalu kakeknya memberinya nama Muhammad, dengan harapan seluruh penghuni bumi dan langit memujinya, sebuah nama yang bagus dan jarang digunakan oleh penduduk arab pada masa itu.
Kini Aminah sedang menanti ibu susu bagi anaknya, sebagaimana sudah menjadi kebiasaan para bangsawan arab, setiap anak yang baru dilahirkannya diserahkan kepada keluarga sa’ad dalam kurun waktu tertentu untuk disusui. Sementara menunggu ibu susunya Aminah menyerahkan anaknya ini untuk disusui oleh Tsuwaibah. Seorang budak perempuan pamannya Abu lahab.
Namun apalah daya anak ini terlahir dalam keadaan yatim, sehingga mereka dari bani saad justru menghindari bayi ini, bayi yatim tidak ada yang bisa diharapkan. Mereka masih mengharap kebaikan dari ayah bayi tersebut. Oleh karenyanya bayi yang bernama Muhammad ini banyak ditolak oleh rombongan kafilah dari bani sa’ad.
Akhirnya datanglah kepada Aminah seseorang yang bernama Halimah Binti Abi Dhua’ib yang telah berhari hari tidak berhasil mendapatkan anak susuan dikota Mekkah. Halimah ini memang terkenal miskin sehingga orang Mekkah pun berpikir dua kali untuk menitipkan anakyna karena takut jika diasuh olehnya nanti anaknya terlantar.
Baca juga : Kisah pemuda pertama penghunus pedang
Meskipun awalnya Halimah sama-sama menolak bayi yatim ini, dikarenakan merasa malu oleh teman kafilahnya jika pada saat pulang tanpa membawa anak susuan, maka Halimah membawa bayi yatim ini ke kampung sa’ad
Dan apa yang terjadi? sejak dibawanya anak itu, keluarga Halimah merasa mendapatkan berkah. Keledai yang ditungganginya tiba-tiba sehat bugar dan berlari kencang, ternak kambingnya gemuk-gemuk dan susunya melimpah. Alloh memberkahi semua yang ada padanya.
Wallohu A’lam
COMMENTS